Retorika Kaum Bijak 1

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 2

Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya…. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaianya dimanakah dia akan menemukannya, Bagaimanakah dia akan bisa memperolehnya kembali..?

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 3

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 4

Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri. You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 5

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 6

Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan. The way to get started is to quit talking and begin doing.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 7

Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka. Minds are like parachutes – they only function when open.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 8

Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan diberkati. Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 9

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Success is a journey, not a destination.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 10

Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk. Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 11

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 12

Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya…. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaianya dimanakah dia akan menemukannya, Bagaimanakah dia akan bisa memperolehnya kembali..?

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 13

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 14

Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri. You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 15

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 16

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 17

Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya…. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaianya dimanakah dia akan menemukannya, Bagaimanakah dia akan bisa memperolehnya kembali..?

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 18

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 19

Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri. You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.

Selanjutnya

Retorika Kaum Bijak 20

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Selanjutnya

Senin, 28 Maret 2011

KROMATOGRAFI KERTAS

Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan–cairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri (Day & Underwood, 1980).

Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat–zat hidrofobik (Khopkar, 1990).

Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+ (Basset, 1994).

Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Day & Underwood, 1990).

Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:



Rf = Jarak (cm) dari garis awal ke pusat zona : Jarak (cm) dari garis awal ke garis depan pelarut

Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar (Khopkar, 1990).

Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2–3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakan didalam ruangan yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik pelaksanaan analisis. Pada tehnik ascending; pelarut bergerak keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan ketiga dikenal dengan cara radial atau kromatografi kertas sirkuler (Basset, 1994).

Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak (misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan tipis ( Svehla, 1979).

Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang  kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik (Basset, 1994).

KASEIN PADA SUSU

Susu merupakan salah satu makanan paling lengkap. Bermacam-macam jenis susu, baik dari manusia maupun dari hewan yang mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, lemak, dan protein (sebagian besarnya kasein). Untuk jenis susu berbeda, kandungan nutrisinya pun berbeda, misalnya susu sapi berbeda dengan susu kambing walaupun terdapat beberapa kesamaan dalam hal zat penyusunnya.

Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Seperti kita pelajari di SMA dulu, ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa yang sangat kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida.

Protein merupakan bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari sebagian besar kasein, sampai mencapai sekitar 80 persen. Oleh karena itu kasein sering disebut sebagai protein susu.

Selanjutnya Lehninger (1982) menjelaskan, bahwa dengan teknik fraksinasi secara klasik dari protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam protein susu yang dihasilkan terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan laktalbumin. Namun setelah ditemukan teknik yang baru, ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari fraksi-fraksi yang lain.Menurut Adnan (1984), kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan magnesium.

Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel (casein micell) yang besarnya tidak seragam, berkisar antara 30 - 300 mµ, mempunyai titik isoelektrik pada pH 4,6 namun di dalam susu memiliki pH 6,6 sehingga kasein memiliki energi negatif dan larut sebagai garam. Jika asam yang ditambahkan, maka energi negatif dari lapisan terluar kasein menjadi setara oleh proton golongan Fosfatdan protein dengan ion klasium seperti reaksi berikut:


Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Selanjutnya Buda dkk. (1980) menjelaskan, bahwa kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.

Kasein diisolasi dari susu yang dijual bebas dan sangat membantu di bidang industri lain seperti pembuatan lem, kertas dan pencampur warna dalam cat. Saat isolasi berada pada pada kondisi sanitasi (steril), kasein juga dapat bekerja di bidang kefarmasian sebagai produk nutrisi.

Protein dalam kasein tersusun oleh rantai-rantai peptide, jika mengalami hidrolisis akan menjadi disakarida seperti berikut:

 
Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol, senyawa alkali, dan beberapa larutan asam.

Ganja Bisa Menjadi Obat Nyeri Kronis

Cannabis sativa atau Ganja memang dikenal sebagai salah satu jenis narkotika yang paling banyak beredar dimasyarakat. Namun, memang tidak banyak yang tahu bahwa ganja bisa menjadi obat nyeri kronis serta untuk mengatasi gangguan tidur dan pereda depresi.

Tidak hanya itu, narkotika yang dikenal dengan nama Marijuana itu juga sangat efektif untuk meredakan rasa nyeri pada pasien yang menderita kerusakan saraf. Demikian diungkap oleh Para ahli dari Inggris dalam penelitiannya.

Dalam penelitian itu, mereka dilibatkan 23 orang pasien yang menderita nyeri kronik akibat gangguan pada saraf. Di bawah pengawasan perawat, pasien diminta menghisap rokok ganja dengan dosis 25 mg selama tiga kali sehari selama lima hari kemudian dilanjutkan dengan sembilan hari. Sebagian pasien diberi kandungan aktif ganja tetrahydrocannibinol sejumlah 2,5 persen, 6 persen dan 9,4 persen. Sebagian lagi diberi plasebo.

Ternyata, dalam penelitian tersebut, para pasien yang diberikan ganja dengan tertinggi mengalami pengurangan rasa nyeri yang signifikan dibanding dengan yang mendapat plasebo. Demikian juga dengan gangguan tidur dan kecemasan yang selama ini mereka rasakan, dari sini disimpulkan bahwa sebenarnya ganja bisa menjadi obat nyeri kronis.

Meski demikian, Tony Dickenson, pakar pengobatan nyeri dari University College London mengatakan, pengobatan dengan ganja ini tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien. Sebab, untuk menghindari adiksi (kecanduan) ataupun penggunaan dalam dosis yang besar. “Pada dasarnya menghisap obat tidak akan menimbulkan efek psikoaktif seperti jika kita menggunakan ganja dalam jumlah lebih banyak,” katanya.

Minggu, 27 Maret 2011

MINYAK MENGUAP

Minyak Menguap adalah substansi yang menyebabkan atau menimbulkan bau dari bermacam-macam bagian dari tanaman. Ahli botani mendefenisikan minyak menguap sebagai sekret tanaman yang mempunyai bau intensif dan dilokalisasi dalam tempat-tempat tertentu.

Pada umumnya minyak menguap tidak dapat bercampur dengan air tetapi kelarutannya dalam air cukup untuk meninggalkan baunya, didalam air dan aqua aromatica, dibanding dengan minyak lemak, minyak menguap sangat berbeda baik didalam sifat-sifat fisika dan kimianya.

Hampir semua minyak menguap terdiri dari campuran senyawa-senyawa kimia yang sangat kompleks dan mempunyai susunan kimiawi yang bermacam-macam, hampir setiap tipe senyawa, organik dapat ditemukan dalam minyak menguap seperti hidrokarbon-hidrokarbon, alkohol, keton-keton aldehida-aldehida, eter-eter, oksida-oksida, ester-ester dan lain-lain. Hanya sedikit minyak menguap yang komponen tunggal dalam persentase tinggi.

Sifat-sifat umum minyak menguap; Pada dasarnya berwarna, terutama kalau baru diekstraksi tetapi kalau disimpan lama kelamaan warnanya bertambah tua, oleh karena oksidasi atau timbulnya oksidasi.

Cara memperoleh minyak menguap yaitu:
  1. Minyak menguap Resin: kebanyakan diperoleh dengan penyulingan dari uap air dari bagian-bagian tanaman yang mengandung minyak menguap, sedangkan metode tergantung dari bahan bakunya.
  2. Minyak menguap Glikosida: dapat diperoleh dengan hidrolisa enzimatik dari pada glikosida-glikosida.
  3. Penyulingan biasa atau penyulingan destruksi, suatu bahan dipanasi sampai titik didihnya dan uapnya akan mengkondensasi dan dikumpulkan dibejana kondensasi.
  4. Beberapa minyak menguap, meskipun dapat disuling pada tekanan atmosfir tanpa terurai, kebanyakan disuling dengan pengurangan tekanan.
  5. Sebagian minyak menguap tidak disuling karena mengalami peruraian maka dari itu biasanya minyak menguap tersebut diperoleh dengan cara pemerasan, biasanya dipakai untuk memperoleh minyak menguap yang tidak tahan pemanasan.
  6. Cara lain berupa ekstraksi untuk pembuatan minyak menguap pada penyulingan terurai atau karena hanya sedikit sekali kadarnya didalam tanaman.
Klasifikasi dari minyak menguap adalah tidak mudah, oleh karena merupakan campuran dari banyak. Isi khasiat yang kita gunakan adalah klasifikasi berdasarkan struktur kimiawi dari isi utama yaitu isi yang terdapat dalam jumlah yang paling banyak dan merupakan isi berkhasiat. Minyak menguap digunakan secara farmasetis, atas dasar ini maka minyak menguap dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Minyak Menguap HidrokarbonMinyak menguap ini tidak mengandung komponen yang mempunyai gugus fungsional, maka hidrokarbon terdapat hampir dalam semua minyak menguap yang terdiri dari terpen-terpen yang tidak mengandung oksigen, seskuiterpen dan diterpen. Identifikasi minyak menguap hidrokarbon, terutama ditetapkan dengan mengukur bobot jenis, indeksbias atau dengan rotasi optisnya. Komponen-komponen hidrokarbon yang terdapat dalam minyak menguap yaitu Hidrokarbon alifatik (asiklik) dan Hidrokarbon aromatik. Simplisia yang mengandung Minyak menguap Hidrokarbon, misalnya: cubebae fructus, piper nigri fructus, dan piperis folium.
  2. Minyak Menguap AlkoholAlkohol-alkohol yang sering terdapat didalam minyak menguap dapat digolongkan dalam Alkohol asiklik, alkohol terpen dan alkohol seskuiterpen. Alkohol-alkohol terpen terpenting adalah mentol dari oleum(menthae pipirites) dan bornaol(suatu terpen alkohol disiklik dari borneo camphor)sedangkan dari seskuiterpen alkohol adalah santalol (minyak sandalwood dan gingerol). Simplisia yang mengandung minyak menguap alkohol, misalnya: zingiberis rhizoma, galangae rhizoma, curcuma domesticae rhizoma, dan santali lignum.
  3. Minyak Menguap AldehidAldehid yang terdapat dalam minyak menguap terdiri dari aldehida asiklik dan siklik. Simplisia minyak menguap yang mengandung Aldehid, misalnya: citri fructus cortex, auranti amari cortex, dan cinnamomi cortex.
  4. Minyak Menguap KetonSenyawa-senyawa keton yang terdapat di dalam minyak menguap yaitu  terdiri dari (1). Keton terpen monosiklik seperti menton, karvo, piperito, pulegon dan diosfenol, (2). Keton bisiklik seperti kamfenon dan thuion, (3). Keton non terpen seperti iron. Simplisia minyak menguap yang mengandung Keton, misalnya: camphora (camfer) dan borneo camphor.
  5. Minyak Menguap FenolMinyak  menguap fenol dibagi dalam dua jenis senyawa fenol yaitu  terdapat dialam dan yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destkruktif dari bagian tanaman. Simplisia minyak menguap yang mengandung Fenol, misalnya: thymi herba, sarpilli herba, monarda, dan anisi fructus.
  6. Minyak Menguap Eter-Fenolik Di alam minyak menguap eter-fenolik terdapat senyawa-senyawa seperti anatol dan safrol, dapat juga ditemukan turunan safrol dalam minyak menguap seperti miristisin dan apiol. Simplisia minyak menguap yang mengandung Eter-Fenolik, misalnya: oleum anisi, foeniculum fructus, myristicae semen, dan macis moca.
  7. Minyak Menguap OksidaEukaliptol (sineol) terdapat dalam tanaman eucalyptus dan juga disebut kayu putol oleh karena terdapat juga didalam tanaman kayu putih. Senyawa oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari semen, yang merupakan isi aktif dari oleum chenopodii. Simplisia minyak menguap yang mengandung Oksida, misalnya: eucaliptii folium, oleum cayuputi, dan chenopodii ambrosioidis herba.
  8. Minyak Menguap EsterMinyak menguap Ester yang terdapat dalam minyak menguap sangat banyak jenisnya, tetapi yang umum terdapat adalah ester asetat dari terpineol, borneol dan geraniol. Senyawa lain yang terdapat dalam minyak menguap adalah senyawa alil-isotiosianat didalam minyak mosterd metil salisilat didalam oleum gaultheriae. Simplisia minyak menguap yang mengandung Ester, misalnya: rosmarini folium, lavadulas flos, valerinae rhizoma, dan lavender oil.

KARBOHIDRAT

DEFENISI
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Senyawa ini pernah diduga sebagat “hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.

PENGGOLONGAN
Berdasarkan hasil hidrolisis dan strukturmya maka karbohidrat dibagi atas tiga golongan besar yaitu: monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin saccharum yang artinya gula dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana.
  1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jika didasarkan pada gugus fungsinya, maka monosakarida secara keseluruhan dibagi atas dua golongan besar, yaitu aldosa jika mengandung gugus aldehid (misalnya glukosa, ribosa, dan deoksiribosa) dan ketosa jika mengandung gugus keton (misalnya fruktosa). 
  2. Oligosakarida; merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida. Oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida, dst. Sebagian besar oligosakarida dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling banyak digunakan dalam industri pangan adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.
  3. Polisakarida; tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan yang lainnya melalui ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap akan mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida. Misalnya selulosa, pati, glikogen dan kitin.


KONFIGURASI MONOSAKARIDA
Monosakarida memiliki atom-atom karbon kiral atau disebut juga atom karbon asimetris yang memungkinkan terjadinya isomer-isomer konfigurasi, ditinjau dari letak, arah gugus-gugus hidroksilnya. Notasi D & L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida. Suatu monosakarida nerupakan anggota deret-D jika gugus hidroksil pada karbon kiral yang terjauh dari karbon 1 juga terletak di sebelah kanan dalam proyeksi Fischer. (Hampir semua karbohirat alamiah merupakan anggota deret-D). Disamping itu, tiap monosakarida diberi nama sendiri. Misalnya dua aldopentosa diasteriomerik berikut ini:

Gambar 1

Jika OH pada karbon kiral terakhir siproyeksikan ke kiri, maka senyawa itu nerupakan anggota deret-L. Misalnya dua contoh berikut:

Gambar 2

SIKLISASI MONOSAKARIDA
Glikosa mempunyai suatu gugus aldehida pada karbon 1 dan gugus hidroksil pada karbon 4 dan 5 (seperti juga pada karbon 2, 3 dan 6). Suatu reaksi umum antara alkohol dan aldehida ialah pembentukan hemiasetal. Dalam larutan berair, glukosa dapat bereaksi intramolekul untuk menghasilkan hemiasetal siklik, baik hemiasetal cincin 5 anggota atau 6 anggota dapat terbentuk. Meskipun proyeksi Fischer berguna dalam pembahasan karbohidrat rantai terbuka, tetapi untuk senyawa siklik proyeksi ini janggal.
  1. Cincin furanosa dan piranosa; Suatru monosakarida dalam bentuk hemiasetal cincin lima anggota disebut furanosa. Furan berarti senyawa heterosiklik lima anggota. Serupa pula dengan piranosa yaitu suatu monosakarida dalam bentuk cincin enam anggota (dari nama piran ; senyawa heterosiklik oksigen bersegi enam). Contohnya pada gambar 3 di bawah.
  2. Rumus Haworth dan Rumus KonformasiPenggambaran struktur siklik dengan baik ditampakkan dengan rumus perspektif Haworth. Rumus ini menghilangkan ikatan-ikatan melengkung yang terkesan dibuat-buat pada oksigen cincin. Menurut perjanjian, suatu rumus Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada sisi terjauh dari cincin dan karbon anomerik berada  disebelah kanan. Gugus CH2OH ujung ditempatkan diatas bidang cincin untuk deret-D, dan di bawah bidang cincin untuk deret-L. Konfigurasi α bila gugus hidroksil (OH) pada karbon anomerik (karbon 1) diproyeksikan ke bawah dan β jika gugus hidroksil pada karbon anomerik diproyeksikan ke atas (Lihat Gambar 4). Rumus Haworth yang datar itu tidak merupakan pemaparan yang seluruhnya benar dari suatu cincin piranosa. Suatu piranosa seperti sikloheksana dapat mengalami tekukan cincin agar mencapai keadaan yang stabil, keadaan ini dapat ditunjukkan oleh rumus konformasi (lihat gambar 5).


Gambar 3


Gambar 4

Gambar 5


OLIGOSAKARIDA
Oligosaskarida adalah yang palng banyak ditemukan adalah disakarida, yang terbentuk dari dua satuan monosakarida yang terikat satu dengan lainnya melalui ikatan glikosida daam posisi 1,4 α dan 1,4 β . Beberapa yang penting yaitu:
  1. Maltosa; adalah disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati. Hidrolisis selanjutnya menghasilkan glukosa, oleh karena itu maltosa terdiri dari dua satuan glukosa, terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4 α glikosida.
  2. Laktosa; gula utama yang terdapat dalam susu sapi dan manusia. Hidrolisa laktosa menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa dalam jumlah yang sama. Karbon anomerik dari galaktosa mempunyai konfigurasi β yang dihubungkan dengan gugus hidroksil atom C-4 dari unit glukosa.
  3. Sukrosa; Disakarida ini ialah gula pasir biasa. Sukrosa terdapat pada semua tanaman yang mengalami fotosintesis dan berfungsi sebagai sumber energi. Gula ini diperoleh dari tanaman tebu dan bit, terdiri dari satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Ikatannya melalui atom karbon anomerik α dari glukosa terikat melalui oksigen ke atom C-2 pada unit fruktosa dalam bentuk furanosa.
  4. Selubiosa; Disakarida yang diperoleh dari hidrolisa parsial dari selulosa. Hidrolisis lebih lanjut menghasilkan D-glukosa. Oleh karena itu selubiosa merupakan perpaduan dua molekul D-glukosa mealui ikatan 1,4 β glikosida, jadi merupakan isomer maltosa.

POLISAKARIDA
Polisakarida adalah senyawa yang memgandung satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis lengkap akan menghasilkan monosakarida. Beberapa yang penting yaitu ; selulosa, pati, glikogen dan kitin.
  1. Selulosaadalah polimer tak bercabang dari glukosa yang dihubungkan melalui ikatan 1,4 β-glikosida 300-15000 unit D-glukosa membentuk rantai lurus. Manusia tidak dapat mencerna selulosa karena sistem pencernaan manusia tidak mempunyai enzim untuk menghidrolisis  β-glikosida (β glukosidase).
  2. Pati; merupakan polisakarida yang banyak terdapat pada padi-padian, kentang, jagung dan lainnya. Serta berfungsi sebagai penyimpan energi. Pati dapat dipisahkan menjadi dua komponen utama berdasarkan kelarutan bila dibubur dalam air panas. Sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80% amilopektin (tidak larut).
  3. Glikogen; polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpan glukosa dalam hewan (terutama dalam hati dan otot). Strukturnya mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4 α dengan percabangan 1,6 α. Glikogen membantu mempertahankan keseimbangan gula dalam tubuh, dengan jalan menyimpan kelebihan gula yang dicerna dari makanan dan mensuplainya ke dalam darah jika diperlukan.
  4. Kitinadalah polisakarida linier yang mengandung N-asetil-D-glukosamin terikat β. Hidrolisis kitin menghasilkan 2-amino-2-deoksi-D-glukosa. Kitin banyak terikat dalam protein dan lipida, merupakan komponen utama dalam bangunan serangga.

Jumat, 25 Maret 2011

Sekilas Tentang "ENZIM"

Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida.

Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan.

Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.

Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah:
  1. Suhu; Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
  2. pH; Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein. 
  3. Konsentrasi Enzim; Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
  4. Konsentrasi Substrat; Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar zat-zat penghambat. Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan. Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa.
Amilase merupakan enzim yang paling penting dan keberadaanya paling besar, pada bidang bioteknologi, enzim ini diperjual belikan sebanyak 25% dari total enzim yang lainya. Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti tanaman, hewan dan mikroorganisme. Amilase yang berasal dari mikroorganisme banyak digunakan dalam industri, hal ini dikarenakan mikroorganisme periode pertumbuhanya pendek. Amilase pertama kali yang diproduksi adalah amilase yang berasal dari fungi pada tahun 1894.

Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.

Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.

Untuk uji deteksi amilase, degradasi yang terjadi pada pati diketahui dengan hilangnya material yang terwarnai oleh iodine. Uji deteksi α amylase yang menghidrolisis α-1,4-glikogen dan poliglucosan lainnya. Pada saat awal perlakuan terjadi penurunan yang cepat berat molekul pati yang dihasilkan dari pewarnaan iodine. Produk akhir utama dari degradasi ini adalah oligosakarida dengan berat molekul yang rendah. Sebaliknya, β-amilase mampu mengkatalisis sebuah serangan exolitik dan mendegradasi pati dengan cara memecah maltose dari ujung rantai pati. Enzim amylase dari B. subtilis dapat dipisahkan satu sama lain dan secara subsekuen mengeluarkannya bersama maltose. Enzim amylase dapat dipisahkan dari protease dengan menambahkan insoluble starch ke dalam kultur untuk menyerap amilase.

Aktivitas amilase dilakukan oleh enzim bakteri dan terlihat berwarna biru di dalam iodin. Apabila iodin menyebabkan media pati berwarna biru pada koloni bakteri maka tidak ada amilase yang diproduksi. Molekul maltosa yang kecil dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Interaksi iodin dengan pati membuat media berwarna biru gelap. Menurut Ekunsaumi, produksi enzim amilase oleh koloni bakteri pada media ditunjukkan adanya zona bening dengan penambahan larutan iodin di sekitar koloni bakteri.

Komposisi dan konsentrasi media sangat mempengaruhi produksi dari enzim amilase ekstraseluler pada bakteri, yeast, dan Aspergillus sp. Shinke dalam Srivastava menyatakan bahwa komposisi medium sangat mempengaruhi produksi amilase, seperti halnya sporulasi pada Bacillus cereus. Keberadaan pati akan menginduksi produksi amilase. Keadaan lingkungan dan sumber nitrogen pada media kultur juga akan mempengaruhi pertumbuhan produksi amilase. Disamping karbon dan nitrogen, sodium dan garam potassium, ion metal, dan detergen juga akan mempengaruhi produksi amilase dan pertumbuhan mikroorganisme.
Aktivitas enzim sangat erat terkait dengan struktur enzim, maka setiap perubahan dalam struktur sekunder atau tersier menyebabkan perubahan aktivitas enzim. Dalam percobaan ini, kita telah menguji pengaruh pH terhadap aktivitas amilase. Molekul yodium membentuk kompleks dengan pati yang memiliki karakteristik dalam warna biru. Seperti mengalami hidrolisis pati untuk membentuk oligosakarida dan glukosa, karakteristik warna-iodine kompleks pati menghilang. Oleh karena itu, kehilangan warna biru dapat digunakan untuk mengukur tingkat hidrolisis pati.

Kurva hubungan antara pH dengan laju reaksi suatu enzim biasanya menghasilkan gambar seperti lonceng, seperi yang terlihat pada gambar :


Perlu diingat bahwa dalam mencari hubungan antara derajat keasamaan dengan laju reaksi maksimum ini, rentang pH yang diselidiki biasanya berkisar dalam rentangan yang tidak lebar dan bukan dalam rentang antara pH 1 sampai 14. Alasanya sederhana saja, oleh karena tidak ada sistem dapar tunggal universal yang dapat mencakup rentang pH sedemikian lebar.

Dapat dilihat adanya nilai pH tertentu, yang memungkinkan anzim bekerja maksimum, pH tersebut dinamakan pH-optimum. Dalam lingkungan keasamaan seperti itu. protein enzim mengambil struktur 3 dimensi yang sangat tepat, sehingga ia dapat mengikat dan mengolah substrat dengan kecepatan yang setinggi-tingginya. Di luar pH optimum tersebut, struktur 3 enzim mulai berubah, sehingga substrat tidak lagi dapat duduk dengan tepat di bagian molekul enzim yang mengolah substrat. Akibatnya proses katalis berjalan tidak optimum. Dapat juga dikatakan, molekul enzim, karena struktur 3 dimensinya yang sudah mulai berubah, tidak dapat lagi “memegang” substrat dengan baik yang untuk selanjutnya diolah. Oleh karena struktur 3 dimensinya yang sudah mulai berubah akibat pH yang sudah tidak optimum, dikatakan bahwa molekul protein dari enzim kehilangan fitrah atau segala keadaan dan sifat alamiah. Dengan perkataan lain, enzim mengalami deneturasi. Jika nilai pH optimum, misalnya dengan cara medialisis dampuran tersebut, beberapa enzim akan pulih kembali aktivitasnya. Dikatakan, enzim tersebut kembai ke fitrah atau mengalami renaturasi. Nilai pH optimum ini biasanya netral atau tidak jauh dari itu, meskipun ada pula enzim yang bekerja maksimum pada pH yang sangat asam, yaitu 1, seperti pepsin dan rennin.

Kurva hubungan antara suhu dengan laju reaksi suatu enzim terlihat pada gambar :


Kurva hubungan antara konsentrasi substrat dengan laju reaksi suatu enzim terlihat pada gambar :


Kurva hubungan antara konsentrasi enzim dengan laju reaksi suatu enzim terlihat pada gambar :


REAKSI-REAKSI ALDEHIDA

     Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:

A. Oksidasi
     Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
      Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut:


   Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
     Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
       Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.


     Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).

B. Adisi Hidrogen (Reduksi)
     Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.


KULTUR JARINGAN TANAMAN

     Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

     Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

     Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
  1. Pembuatan mediaMedia merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
  2. InisiasiInisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
  3. SterilisasiSterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
  4. MultiplikasiMultiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
  5. PengakaranPengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
  6. AklimatisasiAklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
     Keunggulan pemanfaatan Kultur Jaringan, yaitu:
  1. Pengadaan bibit tidak tergantung pada musim,
  2. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit),
  3. Bibit yang dihasilkan seragam,
  4. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu),
  5. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah, dan
  6. Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.
    Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembang-biakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Minggu, 20 Maret 2011

Sekilas Tentang "HIPERTENSI"


Diagnosa

Diagnosa hipertensi ini didasarkan pada pengukuran berulang-ulang dari tekanan darah yang meningkat.Diagnosa diperlukan untuk mengetahui akibat hipertensi bagi penderita dan jarang untuk menetapkan sebab hipertansi itu sendiri.
Penelitian epidemologi menunjukkan bahwa resiko kerusakan ginjal, jantuing, dan otak berkaitan secara langsung dengan besarnya peningkatan tekanan darah. Bahkan hipertensi ringan (tekanan darah > 140/90 mmHg) pada dewasa, muda ataupun usia pertengahan akhirnya akan meningkatka resiko kerusakan alat-alat tubuh.Resiko-resiko tersebut karenanya perlu segera mendapat terapi secara proporsional meningkat sesuai dengan besarnya kenaikan tekanan darah.Resiko kerusakan end organ untuk setiap tingkat tekanan darah atau umur lebih besar pada kulit hitam dan relatif lebih kecil pada wanita pre-menopause disbanding pria. Faktor resiko positif lainnya adalah perokok, hiperlipidemia, diabetes, dan adanya riwayat keluarga penderita penyakit kardiovaskular.
Harus diingat bahwa hipertensi dinyatakanberdasar pengukuran tekanan darah dan bukan pada gejala yang dilaporkan penderita. Sering hipertensi tidak memberikan gejala (asimtomatik) sampai terjadi atau telah terjadi kerusakan end organ.

Etiologi Hipertensi

Suatu penyebab khusus hipertensibhanya dapatvditemukan pada 10-15% penderita. Namun, perlu dipertimbangkan penyebab yang bersifat individual untuk setiap penderita, karena beberapa di antaranya dapat diperbaiki dengan tindakan bedah: konstriksi arteri ginjal, koarktasi aorta, feokromositoma, penyakit Cushing dan aldosteronisme primer.
Penderita-penderita yang tidak diketahui penyebabnya disebut penderita hipertensi esensial. Umumnya peningkatan tekanan darah ini disertai peningkatan umumresistensi darah untuk mengalir melalui arterioli, dengan curah jantung yang normal. Penelitian-penelitian yang seksama terhadap fungsi sistem saraf otonom, reflek baroreseptor, system renin-angiotensin-aldosteron, dan ginjal telah gagal mengidentifikasi suatu kelainan primer penyebab meningkatnya resistensi pembuluh darah tepi pada hipertensi esensial.
Peningkatan tekanan darah biasanya disebabkan kombinasi berbagai kelainan (multifaktorial). Bukti-bukti epidermiologik menunjukkan adanya factor keturunan (genetik), ketegangan jiwa, dan factor lingkungan dan dan mkakanan (banyak garam dan barangkali kurang asupan kalsium) mungkin sebagai kontributor berkembangnya hipertensi. Tekanan darah tidak meningkat pada orang-orang berumur dengan menu harian garam kadar rendah. Penderita hipertensi yang labil tampak lebih mungkin untuk mengalami peningktan tekanan darah setelah makan banyak garam dibandingkan control normal.

Pengaturan Tekanan Darah yang Normal
Menurut persamaan hidrolik, tekanan darah arterial (BP) adalah berbanding langsung dengan hasil perkalian antara aliran darah (curah jantung,CO) dan tahanan lewatnya darah melalui arteoli prekapiler (tahanan vascular perifer,PVR) :

BP = CO x PVR

Secara fisiologi, pada orang normal maupun hipertensi, tekanan darah dipertahankan oleh pengaturan setisp waktu (moment-to-moment regulation) terhadap curah jantung dan tahanan pembuluh darah tepi, yang dilakukan pada 3 tempat anatomis yaitu: arterioli, venul pascakapiler (pembuluh-pembuluh kapasitan), dan jantung. Suatu tempat anatomis yang keempat, ginjal, berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah dengan mengatur volume cairan intravascular. Barorefleks, yang diperantarai oleh saraf simpatis, bekerja secara kombinasi dengan mekanisme humoral, termasuk system renin-angiotensin-aldosteron, untuk fungsi koordinasi keempat tempat control tekanan darah tersebut dan untuk mempertahankan tekanan darah normal.

Implikasi Terapeutik

Karena terapi antihipertensi biasanya tidak ditujukan pada suatu penyebab yang khusus, maka terapi ini perlu mengandalkan pada gangguannya terhadap mekanisme fisiologi normal yang mengatur tekanan darah. Terapi antihipertensi diberikan pada penderita yang tidak ada keluhan, dimana terapi ini tidak memberikan kesembuhan keluhan secara langsung. Sebaliknya, keuntungan penurunan tekanan darah terletak pada pencegahan penyakit dan kematian pada waktu dimasa datang. Kecenderungan alami manusia untuk menimbang rasa tidak enak yang ada sekarang lebih penting daripada keuntungan masa depan berarti bahwa suatu problem utama dalam terapi antihipertensi adalah bagaiman memberikan secara konsisten, terapi obat yang efektif selama bertahun-tahun dalam suatu regimen perlu dipatuhi oleh penderita.
Adalah sangat penting untuk mempertimbangkan resiko-resiko toksisitas terapi obat terhadap resiko yang asa bila tidak diobati, yang sebanding dengan besarnya peninggian tekanan darah sebelum diobati dan bervariasi menurut keadaan penderita secara perorangan. Dengan demikian, tidak ada satupun cara pengobatan hipertensi yang cocok untuk semua penderita dan biasanya satu cara pengobatan hipertensi hanya cocok untuk kelompok kecil penderita saja.

FARMAKOLOGI DASAR OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI

Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih dari empat kontrol anatomis dan menghasilkan efeknya dengan mengganggu mekanisme pengaturan tekanan darah yang normal. Suatu klasifikasi yang berguna dari obat-obat ini membaginya dalam kategori menurut tempat pengaturan atau mekanisme kerjanya sama, obat-obat dalam setiap kategori cenderung untuk menghasilkan suatu spektrum toksisitas yang mirip. Kategori-kategori tersebut meliputi:
  1. Diuretika, yang menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan mengurangi volume darah serta barangkali juga dengan mekanisme-mekanisme lainnya
  2. Obat simpatopeglik, yang menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi resistensi vaskular tepi, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan penyimpanan darah vena yang besar. (kedua efek terakhir mengurangi curah jantung)
  3. Vasodilator langsung, yang mengurangi tekanan dengan cara merelaksasi otot polos vaskular, sehingga mendilatasi pembuluh resisten dan sampai derajat yang berbeda-beda meningkatkan juga kapastian.
  4. Obat-obat yang menghambat produksi dan kerja angiotensindan oleh karena itu mengurangi tahanan perifer vaskular dan tekanan darah (secara potensial)

Mekanisme Kerja dan Efek Hemodinamik Diuretika

Diuretika menurunkan tekanan darah terutama mengosongkan simpanan narium tubuh. Mula-mula, diuretika menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah dan curah jantung. Resisten vaskuler meningkat. Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali ke arah normal sedangkan resistensi vaskular perifer menurun. Natrium diperkirakan berperan dalam resistensi vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah dan reaktifitas saraf, kemungkinan berhubungan dengan peningkatan pertukaran natrium-kalsium yang menghasilkan suatu peningkatan kalsium intraselular. Efek ini dilawan oleh diuretika atau pembatasan natrium.
Beberapa diuretika memiliki efek vasodilatasi langsung di samping kerja diuretikanya. Indapamid adalah suatu sulfonamid diuretika nontiazid yang memiliki kedua efek diuretika dan aktifitas vasodilator. Sebagai akibat dari vasodilatasi, curah jantung tetap tidak berubah atau sedikit meningkat. Amilorid menghambat respon otot polos terhadap rangsangan kontraktil, mungkin melalui efeknya pada gerakan kalsium transmembran dan intraselular yang tidak tergantung dari aksinya pada ekskresi natrium.
Diuretika efektif menurunkan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg pada sebagian besar penderita, dan diuretika sendiri sering memberikan hasil pengobatan yang memadai untuk hipertensi esensial ringan dan sedang. Untuk hipertensi yang lebih berat, diuretika digunakan dalam kombinasi dengan obat simpatoplegik dan vasodilator untuk mengontrol kecenderungan terjadi retensi natrium yang disebabkan oleh obat-obat tertentu. Kemampuan vaskular yaitu, kemampuan untuk kontriksi atau berdilatasi dikurangi oleh obat-obat simpatoplegik dan vasodilator, sehingga pembuluh darah berlaku seperti suatu tabung yang tidak fleksibel. Sebagai akibatnya, tekanan darah menjadi sangat peka terhadap volume darah. Jadi, pada hipertensi berat, dimana banyak obat yang digunakan, tekanan darah bisa dikontrol dengan baik bila volume darah adalhah 95% dari normal tetapi sukar dikontrol bila volume darah adalah 100% dari normal.

Pemilihan Diuretika

Diuretika tiazid adalah cocok untuk kebanyakan penderita hipertensi ringan dan sedang dengan fungsi ginjal dan jantung yang normal. Diuretika-diuretika yang lebih kuat (misalnya, bekerja pada lengkung) diperlukan pada hipertensi berat, diman obat yang multipel dengan sifat-sifat menahan natrium digunakan dalam pengobatannya; pada insufiensi ginjal, ketika kecepatan filtrasi glomerulus kurang dari 30 sampai 40 mL/menit, dan pada payah jantung atau sirosis hati, dimana natrium sangat mencolok.
Diuretika hemat kalium berguna untuk menghindari kehilangan kalium yang berlebihan, terutama pada penderita yang sedang mendapat terapi digitalis, dan untuk mempertinggi efek natriuretik dari diuretika lainnya.

TOKSISITAS DIURETIKA

Didalam pengobatan hipertensi, efek tak diinginkan dari diuretika yang paling sering (kecuali diuretika hemat kalium) adalah pengosongan kalium. Walaupun hipokalemia ringan dapat ditoleransi dengan baik banyak penderita hipokalemia bisa berbahaya pada penderita yang sedang mendapat terapi digitalis, penderita dengan aritmia jantung kronis atau penderita dengan infark miokard akut. Hilangnya kalium bergandengan dengan reabsorpsi natrium, dan karena itu pembatasan asupan natrium dalam diet akan meminimalkan kehilangan natrium. Diuretika juga bisa menyebabkan pengosongan magnesium, merusak toleransi glukosa, dan meningkatkan lip[id serum dan konsentrasi asam urat. Kemungkinan peningkatan resiko dalam penyakit arteri koroner berkaitan dengan efek metabolik diuretika masih dalam penyelidikan. Namun, telah didapatkan bahwa penggunaan dosis rendah mengecilkan efek samping metabolik tanpa mengganggu efek antihipertensinya.

OBAT-OBAT SIMPATOLEGIK YANG BEKERJA SENTRAL

Mekanisme & Tempat kerja

Metildopa dan klonidin mengurangi aliran simpatis dari pusat-pusat vasopresor didalam batang otak tetapi menyebabkan pusat-pusat ini tetap atau bahkan meningkatkan kepekaannya kepada kontrol baroreseptor. Sesuai dengan itu, antihipertensi dan kerja toksik obat-obat ini umumnya tidak begitu tergantung pada psisi tubuh dibandingkan efek obat-obat seperti guanetidin yang secara langsung bekerja pada saraf simpatis tepi.
METILDOPA
Metildopa bermanfaat dalam pengobatan hipertansi ringan sampai sedang. Metildopa menurunkan tekanan darah terutama dengan mengurangi tahanan pembuluh darah tepi, dengan suatu frekuensi pengurangan denyut jantung dan curah jantung yang bervariasi.
Refleks-refleks kardiovaskular umumnya tidak terganggu setelah pemberian metildopa, dan penurunan tekanan darah tidak sangat tergantung pada posisi tegak. Hipotensi postural (ortostatik) kadang-kadang terjadi, terutama pada penderita kurang cairan. Suatu keuntungan dengan metildopa adalah karena metildopa menyebabkan penurunan resistensi vaskular ginjal.

Farmakokinetik & Dosis
Metildopa memasuki otak melalui suatu pompa yang mentranspor secara aktif asam-asam amino aromatik. Suatu dosis oral metildopa menghasilkan efek antihiprtensinya yang maksimal dalam waktu 4-6 jam, dan efeknya bisa menetap srampai paling lama 24 jam. Karena efek tersebut terantung pada akumulasi suatu metabolit alfa-metilnorepinefrin, kerja tersebut masih menetap setelah obat asal hilang dari sirkulasi.
Efikasi maksimal metildopa dalam menurunkan tekanan darah adalah terbatas. Pada kebanyakan penderita, dosis 2 gram atau kurang akan akan menghasilkan penurunan yang maksimal pada hipertensi, jika masih tidak memuaskan, dosis yang lebih tinggi biasanya tidak akan memberikan efek yang lebih baik. Dosis terepeutik biasa adalah lebih kurang 1-2 gram perhari peroral dengan dosis terbagi. Pada banyak penderita terapi sekali sehari cukup efektif.

Toksisitas
Kebanyakan efek tak diinginkan dari metildopa adalah berhubungan dengan sistem saraf pusat. Di antaranya, yang paling sering adalah sedasi yang hebat, terutama pada saat permulaan pengobatan. Dengan pengobatan jangka panjang, penderita dapat mengalami kelemahan mental dan kerusakan konsentrasi mental. Mimpi buruk, depresi mental, vertigo, dan tanda-tanda ekstrapiramidal bisa terjadi tetapi jarang. Laktasi, oleh karena peningkatan sekresi prolaktin, dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Toksisitas ini mungkin disebabkan suatu hambatan terhadap mekanisme dopaminergik di hipotalamus.

KLONIDIN
Penelitian-penelitian hemodinamik menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah oleh klonidin dihasilkan oleh pengurangan curah jantung yang disebabkan oleh penuunan frekuensi jantung dan relaksasi vena-vena kapasitan, dengan suatu penurunan resistensi vaskular perifer, khususnya ketika penderita dalam posisi berdiri (ketika tonus simpatis biasanya meningkat).
Penurunan tekanan darah arteri oleh klonidin disertai oleh penurunan tahanan vaskular ginjal dan aliran darah ginjal tidak terganggu. Seperti dengan metildopa, klonidin mengurangi tekanan darah posisi terlentang dan jarang sekali menyebabkan hipotensi postural. Efek presor klonidin tidk terlihat setelah pemberian dengan dosis terapi, terapi pada overdosis dapat terjadi hipertensi berat.

Farmakopkinetik dan dosis
Pada orang sehat, ketersediaan hayati klonidin rata-rata 75% dan waktu paruh adalah 8-12 jam. Kira-kira separuh dari klonidin dieliminasikan tanpa diubah melalui urin, hal ini menunjukkan bahwa dosis klonidin yang lebih rendah dari dosis biasa mungkin efektif pada penderita insufiensi ginjal.
Klonidin bersifat larut lemak dan secara tepat dapat masuk otako melalui sirkulasi. Karena waktu paruhnya yang relatif pendek dari kenyataan bahwa efek antihistaminnya berhubungan lansung dengan kadar darah, maka klonidin harus diberikan dua kali sehari untuk mempertahankan kontrol tekanan darah yang baik. Dosis terapeutik klonidin biasanya antara 0,2 – 1,2 mg/hari. Namun, pada kasus metildopa, kurva dosis respons klonidin menunjukkan bahwa klonidin akan lebih efektif efek antihipertensinya bila dosis ditingkatkan (demikian juga lebih toksik). Dosis maksimal yang dianjurkan adalah 1,2 mg/hari.
Suatu sediaan klonidin transdermal yang mengurangi tekanan darah selama 7 hari setelah suatu aplikasi tunggal juga tersedia. Sediaan ini tampaknya kurang memberikan sedasi daripada tablet klonidin tetapi sering dihubungkan dengan reaksi kulit setempat.

Toksisitas
Mulut kering dan sedasi merupakan efek toksik yang sering timbul. Kedua efek tersebut diperantarai secara sentral dan tergantung pada dosis serta kadang-kadang bersamaan dengan efek antihipertensi klonidin.
Klonidinntidk boleh diberikan pada penderita yang mempunyai resiko depresi mental dan obat harus dihentikan bila depresi mental terjadi selam masa terapi dengan klonidin. Terapi bersamaan dengan antihiperdepresan trisiklik dapat menghambat efek antihipertensi klonidin. Interaksi tersebut diperkirakan disebabkan oleh aksi trisiklik yang memblokade adrenoseptor alfa.
Penghentian klonidin setelah penggunaan yang lama, terutama dengan dosis tinggi (lebih besar dari 1 gram/hari), dapat menyebabkan krisis hipertensi yang sangat berbahaya bagi penderita, diperantarai oleh aktifitas saraf simpatis yang meningkat. Penderita memperlihatkan tanda-tanda gugup, takikardia, sakit kepala, dan berkeringat setelah menghentikan satu atau dua dosis klonidin. Walaupun insiden hipertensi krisis yang berat tidak diketahui, tetapi cukup tinggi untuk mengharuskan dokter memperingatkan penderita tentang kemungkinan terjadinya krisis hipertensi pada penghentian obat klonidin secara mendadak. Jika obat tersebut dihentikan, obat hgarus dikurangi perlahan-lahan sementara obat antihipertnsi lainnya mulai diberikan. Pengobatan krisis hipertensi terdiri dari adalah dengan cara memberikan kembali terapi klonidin atau penghambat alfa dan beta adrenoseptor.

Antagonis Adrenoreseptor
1. PROPANOLOL
Suatu obat penghambat adrenoreseptor beta, yang sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi sedang. pada hipertensi berat, propanolol terutama berguna untuk mencegah terjadinya refleks takikardia yang sering timbul pada pengobatan dengan vasodilator.
Mekanisme Kerja
  • Antagonis reseptor beta1 dan beta2 (beta bloker tidak selektif)
  • Menghambat stimulasi produksi renin oleh ketekolamin (beta1) menekan sistem RAAs
Farmakokinetik
  • Dosis p.o > i.v ok first passed effect yg ekstensif
  • Masa kerja obat 3-6 jam
  • Larut dalam lemak & mudah menembus SSP
  • Dosis: awal 80 mg/hari (dosis terbagi); efektif 80-480 mg/hari

Efek samping obat
Bradikardi, masking effect hipoglikemia, mimpi buruk, depresi mental
2. METOPROLOL
  • Potensinya sama dengan propanolol dalam menghambatbeta1 dan 50-100x <>beta2
  • Dosis: 100-450 mg/hari
3. ATENOLOL
  • beta1 bloker selektif
  • Aman digunakan pada pasien yg mengalami bronkokontriksi dan DM
  • Dosis: 50mg/hari

4
. OBAT-OBAT PENGHAMBAT alfa1
Mekanisme kerja
  • Menghambat reseptor alfa1 pada arterio dan venula sehingga bisa menurunkan tekanan arteri dengan dilatasi pembuluh darah resistan maupun kapasitan
  • Tekanan darah bisa turun lebih banyak pada posisi berdiri
  • Efektif bila dikombinasi dengan diuretika ataupun beta bloker

Farmakokinetik
  1. PRAZOSIN
  • Metabolisme filtrasi besar
  • Absorbsinya baik & masa kerja obat 3-4 jam
  • Dosis: mulai dosis rendah 1 mg 3x1 untuk mencegah hipotensi postural dan sinkope; dosis maksimal 5-20 mg/hari
  1. TERAZOSIN
  • Metabolisme filtrasi sedikit
  • Masa kerja obat 12 jam
  • Dosis: 1x sehari, 5-20 mg/hari
  1. DOKSAZOSIN
  • Masa kerja obat 22 jam
  • Dosis awal 1 mg/hari (1x1), ditingkatkan menjadi 4 mg/hari

5. CALCIUM CHANNEL BLOCKER
  1. Golongan dihydroperidin
  • Misal: nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin, nikardipin
  • Efektif sebagai vasodilator, depresi jantung lemah dibanding verapamil & diltiazem
  • Dosis: Amlodipin 5-10 mg 1x1, Nifedipin 20-40 mg/8jam p.o, Diltiazem 30-80 mg/8 jam p.o
  1. Golongan non dihydroperidin
  • Misal: Verapamil & Diltiazem
  • Verapamil menurunkan denyut jantung dan curah jantung
  • Diltiazem memiliki kerja intermediate
  • Efek samping: cardiac arrest, bradikardi, flushing, edema, pusing, konstipasi

6. ACE-Inhibitor
  • Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi tahanan vaskular perifer
  • Curah jantung & denyut jantung tidak berubah
  • Menurunkan proteinuria & memperbaiki fungsi ginjal dengan cara menurunkan resistensi arteriol efferent glomerulus.

  1. KAPTOPRIL
  • Menghambat enzim yang menghidrolisis angiotensin I menjadi angiotensin II
  • Absorpsi cepat dengan bioav 70%
  • Bioav berkurang 30-40% bila diminum bersama makanan
  • Dosis: awal 25 mg 2-3x, 1-2 jam sebelum makan

  1. ENALAPRIL
  • Prodrug, diesterifikasi menjadi analaprilat (penghambat CE)
  • Rute: IV biasanya untuk Hipertensi yg sifatnya emergency

  1. LISINOPRIL
  • Absorpsi lambat
  • Dosis: 10-40 mg/hari


Kepustakaan:
Kaztung G.Bertran.2002.Farmakologi dasar dan klinik.Buku 2 Edisi 8.Salemba Medika;Jakarta.